BERITA JATIM – Gunung Semeru erupsi tiga kali selama kurun waktu 15 jam terakhir, usai Hari Raya Lebaran Idul Fitri. Di mana dua kali erupsi terjadi tepat di hari H lebaran atau pada Rabu 10 April 2024, sedangkan satu erupsi terjadi pada Kamis (11/4/2024) pagi.
Dari informasi yang dihimpun, sepanjang Rabu kemarin, dua aktivitas vulkanik berupa letusan abu vulkanik keluar dari kawah, pada pukul 20.55 WIB dan 21.33 WIB, yang teramati setinggi masing-masing 700 meter dari puncak kawah.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru Liswanto menjelaskan, erupsi pada pukul 20.55 WIB, Rabu malam teramati abu vulkanik mengarah ke selatan.
“Yang pukul 21.33 WIB letusan teramati ketinggian 700 meter dari puncak gunung, dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan,” ucap Liswanto, melalui keterangan tertulisnya, pada Kamis pagi.
Sementara itu, petugas pos PGA lain Mukdas Sofian menyatakan, abu vulkanik kembali keluar pada Kamis pagi pukul 08.18 WIB. Dimana ketinggian abu mencapai 1.000 meter dari puncak kawah.
“Awan abu bergerak ke arah barat daya, dengan intensitas abu vulkanik terpantau sedang. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi maksimum 120 detik,” ungkap Mukdas Sofian.
Menurutnya, selama pengamatan antara pukul 00.00 – 06.00 WIB, setidaknya ada 10 kali Gunung Semeru mengalami erupsi atau gempa letusan, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 58-140 detik. Selain itu, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini juga dua kali terjadi empa hembusan, dengan amplitudo 2-4 mm, dan lama gempa 4-114 detik.
“Terjadi 2ld7a kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 15-20 mm, S-P 2.5-3 detik dan lama gempa 20 detik,” kata dia.
Ia menambahkan, ada tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-15 mm, S-P 12-61 detik dan lama gempa 36-110 detik. Tetapi adanya aktivitas vulkanik ini dinilai masih cukup fluktuatif dan tidak mengubah status gunung.
“Tingkat aktivitas Gunung Semeru level III atau siaga,” tegasnya.
Pihaknya mengimbau, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
“Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” jelasnya.
Pihaknya juga meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
sumber okezone