“Sejak November hingga Desember 2019, sedikitnya ada tujuh kasus konflik manusia dengan harimau sumatra yang terjadi di Lahat, Pagaralam, dan Muara Enim.
Dari kasus ini ada 5 korban jiwa dan 2 orang korban luka-luka. Masyarakat menjadi resah dan aktivitas keseharian masyarakat maupun aktivitas ekonomi daerah menjadi terganggu,” ujar Najib.
Untuk menangani situasi tersebut, Pemprov Sumsel telah membentuk tim satgas gabungan yang terdiri dari Dinas Kehutanan Sumsel, BKSDA Sumsel, TNI dan Polri, masyarakat setempat dan dukungan organisasi non pemerintah.
Berdasarkan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, hingga saat ini populasi harimau di Sumsel sebanyak 17 ekor yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel.
Belasan ekor Harimau Sumatera tersebut tersebar di Pagaralam, Lahat, Muara Enim, OKU Selatan, OKU, Musi Rawas Utara, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Namun BKSDA mencatat populasi terbanyak ada di lansekap Rejang Lebong yakni di Pagaralam, Lahat, Muara Enim dan OKU Selatan. (Iwan).
Sumber : Dinkominfo Muba