Scroll untuk baca artikel
Nasional

Menag Sebut Pernyataan Presiden Prancis Lukai Umat Islam

1077
×

Menag Sebut Pernyataan Presiden Prancis Lukai Umat Islam

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, – Menteri Agama Fachrul Razi mendukung sikap Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang memanggil Duta Besar Perancis. Fachrul menekankan setiap umat beragama harus menghormati simbol-simbol agama yang dianggap suci oleh pemeluk agama lain.

“Pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron melukai perasaan umat muslim karena mengaitkan agama Islam dengan tindakan terorisme,” ujar Fachrul dalam keterangan tertulis, Kamis (29/10)

“Kebebasan berpendapat atau berekspresi tidak boleh dilakukan melampaui batas atau kebablasan sehingga mencederai kehormatan, kesucian, dan kesakralan nilai dan simbol agama apa pun,” tuturnya.

Sebelumnya Pemerintah melalui Kemlu juga telah menyampaikan kecaman itu kepada Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard. Penyampaikan sikap Indonesia itu disampaikan kepada Olivier, Selasa (27/10) sore. Namun, Olivier belum memberikan respons terhadap kecaman Indonesia.

“Pertama, Kemlu telah memanggil Duta Besar Prancis, Kedua, dalam pertemuan tersebut Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam,” kata Juru Bicar (Jubir) Kemlu Teuku Faizasyah kepada wartawan, Selasa (27/10).

“Fachrul juga mengimbau agar umat Islam di Indonesia tidak terpancing melakukan tindakan anarkis. Dia menuturkan Islam tidak membenarkan tindakan main hakim sendiri.

Untuk diketahui, sejumlah negara Islam mengecam Prancis dan Presiden Emmanuel Macron setelah otoritas Prancis menegaskan hak mereka untuk mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad. Sikap tersebut tetap disampaikan meskipun mereka mengetahui akan menyinggung umat Muslim.

Persoalan itu kembali muncul setelah seorang guru di Prancis tewas dipenggal karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya saat membahas soal kebebasan berbicara dan berekspresi.

Komentar kontroversial Macron saat memimpin penghormatan untuk guru Prancis tersebut, menuai kecaman dan seruan boikot produk Prancis.

Dalam pidatonya, Macron bersumpah bahwa Prancis ‘tidak akan menghentikan kartun (karikatur)’ dan menyebut sang guru dibunuh ‘karena Islamis menginginkan masa depan kita’. Macron juga menyatakan perang terhadap ‘separatisme Islam’, yang diyakininya telah mengambil alih sejumlah komunitas muslim di Prancis. (Fadillah Amir).

Baca artikel kami di GOOGLE NEWS

-

Tinggalkan Balasan