Scroll untuk baca artikel
Parlemen

Komisi D Ingin Anggaran Pembangunan Sumur Resapan Dialihkan untuk Penanganan Covid-19

279
×

Komisi D Ingin Anggaran Pembangunan Sumur Resapan Dialihkan untuk Penanganan Covid-19

Sebarkan artikel ini

PARLEMEN, – Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta menyoroti program pembangunan sumur resapan untuk mengurangi titik banjir di Ibukota. Berdasarkan hasil peninjauan langsung lapangan, pembangunan tersebut dapat dilaksanakan dengan skema coorporate social responsibility (CSR).

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengatakan, berdasarkan APBD tahun anggaran 2021, Dinas Sumber Daya Air (SDA) mengalokasikan anggaran sebesar Rp411,43 miliar untuk pembangunan sumur resapan. Anggaran itu diproyeksikan untuk pembangunan di 150.000 titik.

“Makanya kita lakukan sidak untuk melihat apakah layak atau tidak. Melihat kondisi ekonomi kita yang belum stabil karena pandemi Covid-19, saya berharap ada evaluasi dari Gubernur, karena sebenarnya bisa dilakukan oleh CSR,” katanya usai meninjau lokasi sumur resapan di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Rabu (7/4).

Ida menyarankan agar Pemprov menggandeng beberapa perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam bentuk CSR pembangunan sumur resapan, sehingga tidak perlu membebankan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta.

“Contoh Jakarta Timur banyak sekali sumur resapan dari CSR. Saya berharap Pemprov menggandeng retail seperti Alfamart dan Indomaret agar bisa memberikan CSR, satu saja di halaman parkir mereka untuk membuat sumur resapan. Itukan bisa mengirit uang APBD,” ungkapnya.

Namun begitu, Ida mengapresiasi inovasi yang dilakukan Dinas SDA dalam membuat sumur resapan berbasis pipa dengan kedalaman mencapai 20 meter ke bawah tanah. Pasalnya diyakini dengan cara ini air bisa cepat terserap, sehingga tidak akan ada lagi genangan disekitar jalan DI Panjaitan.

“Kami apresiasi sumur resapan inovasi, serapannya bisa dua sampai tiga kali lipat dari yang sebelumnya. Dengan air sebanyak 10 ribu liter hanya butuh waktu 27 menit. Sedangkan yang lama, air empat ribu liter bisa memakan waktu penyerapan setengah jam. Ini kan jauh beda sekali. Sekali lagi, Pemprov dan SDA harus segera mendata dan mencari mana saja perusahaan yang harus memberikan CSR,” tuturnya.

Dilokasi yang sama, Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Timur Santo mengakui memang dibutuhkan bantuan dari pihak ketiga untuk mengatasi genangan ketika hujan lebat di wilayahnya.

“Memang Dinas SDA tidak bisa menyelesaikan permasalahan banjir sendiri, itulah tujuannya kita berkolaborasi menangani banjir. Sejauh ini kita sudah menggandeng Lotte Mart dan Bank BRI untuk memberikan bantuan alat bor,” ucapnya.

Bahkan di tahun 2021 Dinas SDA sudah mendapatkan bantuan CSR dari sejumlah perusahaan yang rencananya akan membuat 57 sumur resapan di sekitar Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

“Sumur resapan dari CSR di sekitar Becakayu rencana akan dibuat 57 titik lagi dengan kedalaman 20 sampai 22 meter. Meskipun dari CSR, pasukan biru (Dinas SDA) juga bantu pembuatannya. Semoga dengan ini sudah tidak ada lagi genangan disekitar jalan itu,” tandasnya.

Baca artikel kami di GOOGLE NEWS

-

Tinggalkan Balasan