Rahmi mengaku sudah mulai pakai kebaya tiap hari. Bahkan, saat dia naik gunung pun, Rahmi berusaha pakai kebaya. Dia punya trik sendiri aik gunung pun saya pakai.
Tidak sulit, asal tahu cara memakai kainnya,” ujar Rahmi, seperti dilansir dari cnnindonesia.com, beberapa waktu lalu.
Gerakan “Indonesia Berkebaya” diawali dengan “Selasa Berkebaya”, yaitu ajakan untuk memakai kebaya setiap hari Selasa. Setiap Selasa, anggota komunitas PBI mengenakan kebaya di manapun mereka berada dan apa pun aktivitas mereka.
Kedua gerakan tersebut berhasil menarik perhatian cukup banyak kaum perempuan untuk bergabung, termasuk kaum millennial. Salah satunya, Ribka Malise yang merupakan mahasiswi Jurusan Komunikasi Universitas Pelita Harapan. Dirinya tak segan memakai kebaya ke kampus.
Awalnya memang ada perasaan malu pada Ribka, tetapi seiring dengan berjalannya waktu dia jadi biasa saja. Dia malah bangga karena tampak lebih anggun daripada teman-teman sebayanya. Kebiasaan ini juga lebih mencerminkan rasa cintanya pada Tanah Air.
Lebih luas lagi, eksistensi komunitas PBI juga sudah terkenal hingga ke mancanegara. Selaku ketua, Rahmi pernah diundang oleh Konjen Indonesia di New York, Amerika Serikat, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang untuk berbicara soal kebaya.
Ajukan kebaya ke UNESCO. Rahmi bersama anggota komunitas PBI lainnya juga memiliki cita-cita kebaya dikenal dunia sebagai milik Indonesia.