Pandemi COVID-19 telah mendominasi sebagian besar diskusi kebijakan domestik dan internasional kita selama beberapa tahun terakhir dan telah menjadi fokus kritis Presidensi G20 Indonesia tahun ini.
“Satu tahun sejak mandat yang ditetapkan oleh para Pemimpin kita dalam Deklarasi Roma 2021, hari ini kita memiliki kesempatan untuk membahas pencapaian yang telah kita capai bersama tahun ini untuk mereformasi arsitektur kesehatan global dan apa lagi yang perlu kita lakukan.” Sri Mulyani dalam sambutannya.
“Kami juga membahas cara terbaik untuk memajukan pekerjaan pengaturan koordinasi Keuangan dan Kesehatan, termasuk apakah akan memperluas cakupan Satuan Tugas Keuangan-Kesehatan ke cakrawala waktu tiga tahun dan apa tujuan utamanya untuk tahun 2023,” tambah Menteri Sri Mulyani.
Senada dengan Menkeu, Menteri Budi Gunadi menyebutkan, “Dana Pandemi akan menyediakan pembiayaan untuk kapasitas PPR pandemi dengan mengatasi kesenjangan sesuai dengan standar Peraturan Kesehatan Internasional.” Dia menambahkan,
“Kerja sama antara keuangan dan kesehatan G20 hari ini, saya yakin, telah memenuhi tujuan ini kerja sama yang membawa kita dari krisis ke perdamaian, dari trauma ke kemenangan, dari bencana ke pemulihan, dari penyakit dan kemiskinan ke kesejahteraan dan kemakmuran”.
Pada tahun 2023, Gugus Tugas akan terus diketuai bersama oleh Indonesia dan Italia, mewakili perspektif ekonomi maju dan berkembang, dan akan terus memanfaatkan keahlian dan bersinergi dengan WHO, Lembaga Keuangan Internasional, dan organisasi terkait lainnya, dengan dukungan dari India sebagai Presidensi G20 tahun 2023.
Pandemi telah menyadarkan kita semua akan pentingnya kesehatan dan ekonomi serta saling ketergantungan antara keduanya.
Pertemuan hari ini menandai kemajuan dari sinergi yang lebih substansial antara sektor keuangan dan kesehatan untuk mencegah, mempersiapkan dan menanggapi pandemi di masa depan.